4 Alasan Jualan Online di Marketplace Makin Sepi
Jualan online merupakan bisnis yang paling mudah dijalankan untuk saat ini . Tidak perlu modal besar , biaya promosi gratis , bahkan tidak punya produk bisa jualan dan hasilnya lumayan , itulah kekuatan online . Apalagi saat ini sudah banyak situs jual beli atau pasar online yang memberikan fasilitas kepada masyarakat umum untuk berjualan online tanpa dipungut biaya apapun alias gratis .
Dahulu sebelum era marketplace bergeming , masyarakat umumnya hanya mengetahui situs listing jual beli seperti tokobagus.com dan berniaga.com , barulah pertengahan 2014 sejak tokopedia mengiklanlkan lewat jaringan tv , masyarakat seakan teredukasi tentang tokopedia dan sejenisnya .
Menariknya marketplace diawal awal pendirian adalah pro terhadap seller baik seller baru daftar atau seller yang sudah menjual jutaan produk . Apalagi jika statusnya seorang dropshipper , tentu channel marketing harus diperluas dengan cara ikut berjualan juga di marketplace meskipun suplier juga ada disana .
Namun , awal 2018 ini merupakan tahun suramnya marketplace dan tentunya berdampak pada dropshipper marketplace atau seller baru gabung yang belum mempunyai reputasi . Sehingga bagi anda yang berstatus dropsipper atau seller baik lama ataupun baru pasti merasakan penurunan omzet yang cukup signifikan bukan ? jika iya , berikut ini adalah beberapa alasan kenapa jualan di marketplace sudah tidak gurih .
1. Tokopedia (mematikan) fitur dink it promosi tiap 1 jam
Gurihnya tokopedia untuk berjualan online karena adanya fitur promosi sundul tiap 1jam 1 produknya , jadi meskipun produk kita sudah lama diunggah tapi tetap bisa masuk halaman 1 tiap kategori dengan mudah alhasil orderan pun bisa terjadi . Tapi bagaimana dengan sekarang ? buka aplikasi lalu klik promosikan gratis tapi dipencarian tidak ada , bukan ? hmm , halaman 1 tiap kategori isinya suplier atau toko besar semua , meskpun kita bisa menyortir lewat filter dan diurutkan dari barang baru , barang yang sesuai , harga terendah , harga tertinggi namun tetap saja tidak banyak membantu .
2. Shopee memperketat akun
Shopee dengan taglinenya belanja online gratis ongkir namun kenyataannya Cuma subsidi ongkir dan itu ada syarat dan ketentuannya , sungguh menyesatkan . Akhir akhir ini marketplace dengan dominan warna kuning memberlakukan pengetatan akun . Akun yang mengupload produk dengan nama yang sama bisa kena blokir , menggunakan bot / tools untuk melakukan postingan atau follow user juga kena blokir , pokoknya serba diblokir dan paling sebel dana ongkir kadang tidak diganti .
3. Bukalapak masih sama kaya dulu
Mungkin bukalapak yang dari dulu sampai sekarang gak ada perubahan signifikan , entah itu menyediakan fitur dink it seperti tokopedia dulu atau pencariannya yang dibuat lebih mudah lalu produk serupa yang ditampilkan dibawah produk utama yang membuat persaingan makin sengit .
4. Konsumen jenuh , daya beli terjun
Mungkin alasan nomer 4 ini paling masuk akal , berawal dari tokopedia yang mengubah algoritma pencarian dan shopee yang berat loadingnya menjadikan konsumen malas untuk belanja online . saya sendiri merasa ketika mau mencari produk tatkala buka apps tokopedia lalu masuk kategori yang diinginkan , isinya itu itu saja dan terkadang produk tersebut sudah masuk gudang alhasil jadi malas untuk melanjutkan . selain masalah internal , faktor eksternal lesunya jualan online karena daya beli masyarakat menurun , gimana gak turun coba , rata rata pembeli online itu kelas menengah bawah dengan pendapatan menengah kebawah pula dan suka cari barang yang murah murah , tatkala perusahaannya bekerja kerap meliburkan karyawannya tentu berimbas pada pendapatan pembeli yang turun drastis pula . Online katanya naik 350% atau 1000% juga berkutatnya ke orang orang itu saja (penjual penjual besar) , penjual kecil ya dapatnya 0,00000 1% nya .
Dahulu sebelum era marketplace bergeming , masyarakat umumnya hanya mengetahui situs listing jual beli seperti tokobagus.com dan berniaga.com , barulah pertengahan 2014 sejak tokopedia mengiklanlkan lewat jaringan tv , masyarakat seakan teredukasi tentang tokopedia dan sejenisnya .
Menariknya marketplace diawal awal pendirian adalah pro terhadap seller baik seller baru daftar atau seller yang sudah menjual jutaan produk . Apalagi jika statusnya seorang dropshipper , tentu channel marketing harus diperluas dengan cara ikut berjualan juga di marketplace meskipun suplier juga ada disana .
banyak yang diskusi tentang algoritma toped |
Namun , awal 2018 ini merupakan tahun suramnya marketplace dan tentunya berdampak pada dropshipper marketplace atau seller baru gabung yang belum mempunyai reputasi . Sehingga bagi anda yang berstatus dropsipper atau seller baik lama ataupun baru pasti merasakan penurunan omzet yang cukup signifikan bukan ? jika iya , berikut ini adalah beberapa alasan kenapa jualan di marketplace sudah tidak gurih .
1. Tokopedia (mematikan) fitur dink it promosi tiap 1 jam
Gurihnya tokopedia untuk berjualan online karena adanya fitur promosi sundul tiap 1jam 1 produknya , jadi meskipun produk kita sudah lama diunggah tapi tetap bisa masuk halaman 1 tiap kategori dengan mudah alhasil orderan pun bisa terjadi . Tapi bagaimana dengan sekarang ? buka aplikasi lalu klik promosikan gratis tapi dipencarian tidak ada , bukan ? hmm , halaman 1 tiap kategori isinya suplier atau toko besar semua , meskpun kita bisa menyortir lewat filter dan diurutkan dari barang baru , barang yang sesuai , harga terendah , harga tertinggi namun tetap saja tidak banyak membantu .
pencarian isinya barang yang sudah terjual banyak |
2. Shopee memperketat akun
Shopee dengan taglinenya belanja online gratis ongkir namun kenyataannya Cuma subsidi ongkir dan itu ada syarat dan ketentuannya , sungguh menyesatkan . Akhir akhir ini marketplace dengan dominan warna kuning memberlakukan pengetatan akun . Akun yang mengupload produk dengan nama yang sama bisa kena blokir , menggunakan bot / tools untuk melakukan postingan atau follow user juga kena blokir , pokoknya serba diblokir dan paling sebel dana ongkir kadang tidak diganti .
3. Bukalapak masih sama kaya dulu
Mungkin bukalapak yang dari dulu sampai sekarang gak ada perubahan signifikan , entah itu menyediakan fitur dink it seperti tokopedia dulu atau pencariannya yang dibuat lebih mudah lalu produk serupa yang ditampilkan dibawah produk utama yang membuat persaingan makin sengit .
4. Konsumen jenuh , daya beli terjun
Mungkin alasan nomer 4 ini paling masuk akal , berawal dari tokopedia yang mengubah algoritma pencarian dan shopee yang berat loadingnya menjadikan konsumen malas untuk belanja online . saya sendiri merasa ketika mau mencari produk tatkala buka apps tokopedia lalu masuk kategori yang diinginkan , isinya itu itu saja dan terkadang produk tersebut sudah masuk gudang alhasil jadi malas untuk melanjutkan . selain masalah internal , faktor eksternal lesunya jualan online karena daya beli masyarakat menurun , gimana gak turun coba , rata rata pembeli online itu kelas menengah bawah dengan pendapatan menengah kebawah pula dan suka cari barang yang murah murah , tatkala perusahaannya bekerja kerap meliburkan karyawannya tentu berimbas pada pendapatan pembeli yang turun drastis pula . Online katanya naik 350% atau 1000% juga berkutatnya ke orang orang itu saja (penjual penjual besar) , penjual kecil ya dapatnya 0,00000 1% nya .
0 Response to "4 Alasan Jualan Online di Marketplace Makin Sepi"
Post a Comment
gunakan kolom komentar secara bijak dan sifatnya membangun.
Karena komentar kalian sangat penting bagi kemajuan Blog ini.